======================================== ASSALAMUA'LAIKUM ========================================
Posted by ariefuno Wednesday, January 14, 2015 0 comments

KISAH NABI IBRAHIM AS



Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar(Tarih) bin Tahur bin Saruj
bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam
bin Nuh A.S. Ia dilahirkan disebuah tempat bernama "Faddam
A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pada waktu itu
diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan."
Kerajaan Babylon pada masa itutermasuk kerajaan yang
makmur, rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba
cukup sandang maupun papan serta sarana-sarana yang
menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mereka. Akan tetapi
tingkatan hidup rohani merekamasih berada di tingkat
jahiliyah. Mereka tidak mengenal Tuhan Pencipta mereka
yang telah mengaruniakan mereka dengan segala kenikmatan
dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mereka adalah
patung-patung yang mereka pahatsendiri dari batu-batu atau
terbuat dari lumpur dan tanah.
Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk
pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak.
Semua kehendaknya harus terlaksana dan segalaperintahnya
merupakan undang-undang yang tidak dapat dilanggar atau di
tawar. Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu
dan kemewahan hidup yang berlebih-lebihan yang ia nikmati
lama-kelamaan menjadikania tidak puas dengan
kedudukannya sebagai raja. Iamerasakan dirinya patut
disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika
rakyatnya mau dan rela menyembah patung-patung yang
terbuat dari batu yang tidakdapat memberi manfaat dan
mendatangkan kebahagiaan bagi mereka, mengapa bukan
dialah yang disembah sebagai tuhan. Dia yang dapat
berbicara, dapat mendengar, dapat berfikir, dapat memimpin
mereka, membawa kemakmuran bagi mereka dan melepaskan
dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dapat mengubah
orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina
diangkatnya menjadi orang mulia. Di samping itu semuanya, ia
adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan
luas.
Di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya lahir
dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah yang
bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung.Ia sebagai
calon Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita
kebenaran kepada kaumnya, jauh-jauh telah diilhami akal
sehat dan fikiran tajam serta kesadaran bahwa apa yang telah
diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah
perbuatan yang sesat yang menandakan kebodohan dan
kecetekan fikiran dan bahwa persembahan kaumnya kepada
patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus
diberantas dan diperangi agar mereka kembali kepada
persembahan yang benar ialah persembahan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.
Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya
keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun
karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan
kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan barangbarang itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patungpatung ayahnya kepada calon pembeli dengan kata-kata:"
Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak
berguna ini? "
Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang
Sudah Mati Dihidupkan Kembali Oleh Allah
Nabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi
syirik dan persembahan berhala yang berlaku dalam
masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman
dan keyakinannya, menenteramkan hatinya serta
membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin sesekali
mangganggu fikirannya dengan memohon kepada Allah agar
diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan
kembali makhluk-makhluk yang sudah mati. Berserulah ia
kepada Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku
bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang
sudah mati."
Allah menjawab seruannya dengan berfirman:
Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku?
"Nabi Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah
beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu,
namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku
sendiri, agar aku mendapat ketentraman dan ketenangan dan
hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku
kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu."
Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu
diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah
memperhatikan dan meneliti bagian tubuh-tubuh burung itu,
memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan
kemudian tubuh burung yangsudah hancur-luluh dan
bercampur-bauritu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari
empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain.
Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu,
diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang
sudah terkoyak-koyak tubuhnyadan terpisah jauh tiap-tiap
bagian tubuh burung dari bagian yang lain.
Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan
empat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti
sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi
Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup
kembali itu di depannya, dilihat dengan matakepalanya sendiri
bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat menghidupkan
kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia
menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan
demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim
untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan
kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya,
bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun
di langit atau di bumi yang dapat menghalangi atau
menentangnya dan hanya kata "Kun" yang difirmankan OlehNya maka terjadilah akan apa yang dikehendaki " Fayakun".
Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya
Aazar, ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana
kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah berhala bahkan
ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan
dipahatnya sendiri dan daripadanya orang membeli patungpatung yang dijadikan persembahan.
Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia
lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah
menyadarkan ayah kandungnya dulu, orang yang terdekat
kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada
berhala-berhala itu adalah perbuatan yangsesat dan bodoh.
Beliau merasakan bahwa kebaktian kepada ayahnya
mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar
melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya
beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan
oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan katakata yang halus ia datang kepada ayahnya menyampaikan
bahwa ia diutus oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahwa ia
telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak
dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya dengan
lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk
menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia
mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit
pun tidak dapat mendatangkan keuntungan bagi
penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah.
Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan
kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan
yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam
diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar
merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling
dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah
yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang
dihidupkan, memberi mereka rezeki dan kenikmatan hidup
serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada
manusia.
Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya
mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yyang
ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa
puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan
ayahnya bahkan mengajaknya untuk meninggalkan
kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang
ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi
dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki,
namun seakan-akan tidak ada hubungan diantara mereka. Ia
berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: " Hai
Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan
persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau
berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya?
Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan coba
mendurhakaiku. Jika engkau tidak menghentikan
penyelewenganmu dari agama ayahmu, tidak engkau hentikan
usahamu mengecam dan memburuk-burukkan
persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku
tidak sudi bercampur denganmudidalam suatu rumah di bawah
suatu atap. pergilah engkau dari mukaku sebelum aku
menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."
Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya
dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku
anak terhadap ayah seraya berkata: " Oh ayahku! Semoga
engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu
dari Allah dan akan tinggalkankamu dengan persembahan
selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang
yang celaka dan malang dengan doaku untukmu." Lalu
keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam
keadaan sedih dan prihatin karena tidak berhasil mengangkat
ayahnya dari lembah syirik dan kufur.
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala
Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyadarkan
ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya karena ia
sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada
dalam jalan yang benar, terangkat dari lembah kesesatan dan
syirik namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah
dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar
ayahnya mendapat hidayah, bilabelum dikehendaki oleh Allah
maka sia-sialah keinginan dan usahanya.
Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang
kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan
hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus
memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih
persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaankepercayaan yang bertentangandengan tauhid dan iman
kepada Allah dan Rasul-Nya.
Nabi Ibrahim tidak henti-hentinya dalam setiap kesempatan
mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang
kepercayaan yang mereka anut dan ajaran yang ia bawa. Dan
ternyata bahwa bila mereka sudah tidak berdaya menolak dan
menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan
oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan
kepercayaan mereka maka dalil dan alasanyang usanglah
yang mereka kemukakan yaitu bahwa mereka hanya
meneruskan apa yang oleh bapa-bapa dan nenek moyang
mereka lakukan dan sesekali mereka tidak akan melepaskan
kepercayaan dan agama yangtelah mereka warisi.
Nabi Ibrahim pada akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi
berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang berkepala
batu dan yang tidak mau menerimaketerangan dan bukti-bukti
nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang
pada satu-satunya alasan bahwa mereka tidak akan
menyimpang dari cara persembahan nenek moyang mereka,
walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bahwa
mereka dan bapa-bapa mereka keliru dan tersesat mengikuti
jejak syaitan dan iblis.
Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada
kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mereka
lihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa berhalaberhala dan patung-patung mereka betul-betul tidak berguna
bagi mereka dan bahkan tidakdapat menyelamatkan dirinya
sendiri.
Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk
kerajaan Babylon bahwa setiap tahun mereka keluar kota
beramai-ramai pada suatu hari raya yangmereka anggap
sebagai keramat. Berhari-hari mereka tinggal di luar kota di
suatu padang terbuka, berkemah dengan membawa bekal
makanan dan minuman yang cukup. Mereka bersuka ria dan
bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mereka
kosong dan sunyi. Mereka berseru dan mengajak semua
penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramairamai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga
turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan
diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mareka merasa
khawatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu
akan menular dan menjalar di kalangan mereka bila ia turut
serta.
" Inilah dia kesempatan yang ku nantikan," kata hati Nabi
Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya,
sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung
yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup
angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya
ia pergi menuju tempat peribadatan kaumnya yang sudah
ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan
patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu.
Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga dan makanan
yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim,
mengejek:" Mengapa kamu tidak makan makanan yang lezat
yang disajikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkatakatalah kamu."Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung
itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang
berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh,
tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi
Ibrahim itu.
Terperanjat dan terkejutlah parapenduduk, tatkala pulang dari
berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung,
tuhan-tuhan mereka hancur berantakan dan menjadi
potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah
satu kepada yang lain dengan nada heran dan takjub:
"Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan
yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan
mereka ini?" Berkata salah seorang diantara mereka:" Ada
kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan
mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah
yang melakukan perbuatan yang berani ini." Seorang yang lain
menambahkan keterangan dengan berkata:" Bahkan dialah
yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang
tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan
hari suci dan keramat itu."
Selidik punya selidik, akhirnyaterdapat kepastian yang tidak
diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusak dan
memusnahkan patung-patung itu.Rakyat kota beramai-ramai
membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau
penghinaan yang tidak dapat diampuni terhadap kepercayaan
dan persembahan mereka. Suara marah, jengkel dan kutukan
terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku
diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, di
mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta
menyaksikannya.
Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar
pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga
masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara
demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah
menyerang kepercayaan mereka yang bathil dan sesat itu,
seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang
ia bawa, kalau diantara yanghadir ada yang masih boleh
diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia
ajarkan dan dakwahkan.
Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala
pelosok berduyun-duyun mengujungi padang terbuka yang
disediakan bagi sidang pengadilan itu.
Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan
mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan,
kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para
penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani
menghancurkan persembahan mereka.
Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau
yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan
kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim
menjawab:" Patung besar yang berkalungkan kapak di
lehernya itulah yang melakukannya. Coba tanya saja kepada
patung-patung itu siapakah yangmenghancurkannya." Para
hakim penanya terdiam sejenak seraya melihat yang satu
kepada yang lain dan berbisik-bisik, seakan-akan Ibrahim yang
mengandungi ejekan itu.
Kemudian berkata si hakim:" Engkaukan tahu bahwa patungpatung itu tidak dapat bercakapdan berkata mengapa engkau
minta kami bertanya kepadanya?"
Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim,
maka sebagai jawaban atas pertanyaan yang terakhir itu beliau
berpidato membentangkan kebathilan persembahan mereka,
yang mereka pertahankan mati-matian, semata-mata hanya
karena adat itu adalah warisan nenek-moyang.
Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu:" Jika demikian
halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak
dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar,
tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat,
bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan
kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan
dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir
dengan akal yang sehat bahwa persembahan kamu adalah
perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan.
Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan
kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan
kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah
hina dinanya kamu denganpersembahan kamu itu."
Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya itu, para
hakim mencetuskan keputusan bahwa Nabi Ibrahim harus
dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya
menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mereka, maka
berserulah para hakimkepada rakyat yang hadir menyaksikan
pengadilan itu:" Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu, jika
kamu benar-benar setia kepadanya."
Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup
Keputusan mahkamah telah dijatuhkan. Nabi Ibrahim harus
dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam api yang besar
sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi upacara
pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang
diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan
dan diadakan pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya
dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil
bagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai
tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mereka yang
telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.
Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota
membawa kayu bakar sebagaisumbangan dan tanda bakti
kepada tuhan mereka. Di antara terdapat para wanita yang
hamil dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu
bakarnya dengan harapan memperoleh barakah dari tuhantuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka atau
melindungi yang hamil di kala ia bersalin.
Setelah terkumpul kayu bakar di lapangan yang disediakan
untuk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun
laksana sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk
menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim.
Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang
dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan
terbakar oleh panasnya uap yang ditimbulkan oleh api yang
menggunung itu.
Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim
didatangkan dan dari atassebuah gedung yang tinggi
dilemparkanlah ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala
itu dengan iringan firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau
dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."
Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia
dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Nabi
Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena
iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela
melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan
korban keganasan orang-orang kafir musuh Allah.
Dan memang demikianlah apa yangterjadi tatkala ia berada
dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai
dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan
rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar
hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada
tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal
mana merupakan suatu mukjizatyang diberikan oleh Allah
kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat
melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya
kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.
Para penonton upacara pembakaran heran tercenggang tatkala
melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit api yang sudah padam
dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh dengan
pakaiannya yang tetap berada seperti biasa, tidak ada tandatanda sentuhan api sedikit pun. Mereka bersorak meninggalkan
lapangan dalam keadaan heran seraya bertanya-tanya pada
diri sendiri dan di antara satu sama lain bagaimana hal yang
ajaib itu berlaku, padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi
Ibrahim sudah nyata mendurhakai tuhan-tuhan yang mereka
puja dan sembah.
Ada sebahagian daripada merekayang dalam hati kecilnya
mulai meragukan kebenaran agama mereka namun tidak
berani melahirkan rasa ragu-ragunya itu kepada orang lain,
sedang para pemuka dan para pemimpin mereka merasa
kecewa dan malu, karena hukumanyang mereka jatuhkan ke
atas diri Nabi Ibrahim dan kesibukan rakyat mengumpulkan
kayu bakar selama berminggu-minggu telah berakhir dengan
kegagalan, sehingga mereka merasa malu kepada Nabi
Ibrahim dan parapengikutnya.
Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim
sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah
menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian
penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mereka
dan membuka mata hati banyak orang daripada mereka untuk
memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya,
bahkan tidak kurang daripada mereka yang ingin menyatakan
imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khawatir akan mendapat
kesukaran dalam penghidupannyaakibat kemarahan dan balas
dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin
akan menjadi hilang akal bilamerasakan bahwa pengaruhnya
telah beralih ke pihak Nabi Ibrahim.
(selesai)
 

0 comments:

Post a Comment

Kritik dan Saran Anda sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.
Terimakasih...

Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Popular Posts

Follow Me

Buku Tamu